Florida – Kuliner Jepang tidak akan sama tanpa miso — tetapi para astronaut yang ingin menggunakan makanan pokok kedelai yang difermentasi di angkasa luar suatu hari CVTOGEL nanti mungkin harus terbiasa dengan perbedaan rasanya.
Sebuah eksperimen di International Space Station (ISS) telah menghasilkan pasta miso, yang dianggap sebagai makanan pertama yang sengaja difermentasi di luar Bumi — sebuah prestasi yang diharapkan para ilmuwan akan menjelaskan potensi kehidupan di angkasa luar, dan memperluas pilihan kuliner bagi para astronaut.
Bagaimana rasanya?
Melansir CNN, Sabtu (19/4/2025), space miso (miso angkasa luar) itu disebut memiliki umami atau rasa gurih yang mirip dengan miso yang dibuat di Bumi. Namun menurut para peneliti yang mencicipinya, ada perbedaan utama: rasa panggang dan kacang yang lebih kuat.
Para ilmuwan Maggie Coblentz dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) atau Institut Teknologi Massachusetts dan Joshua Evans dari Technical University of Denmark (Universitas Teknik Denmark) mengirim wadah kecil pasta kedelai matang ke ISS pada Maret 2020, di mana pasta tersebut dibiarkan berfermentasi selama 30 hari sebelum kembali ke Bumi sebagai miso.
Miso tersebut disimpan dalam wadah dengan sensor, yang memantau suhu, kelembapan relatif, tekanan, dan radiasi secara ketat, menurut makalah yang ditinjau sejawat yang dirilis dalam jurnal iScience pada hari Rabu (2/4).
Sebagai bagian dari percobaan, dua kelompok miso lainnya difermentasi di Bumi untuk perbandingan — satu di Cambridge, Massachusetts di AS dan yang lainnya di Kopenhagen, Denmark.
“Kami tidak tahu apa yang diharapkan — fermentasi belum pernah dilakukan sebelumnya di angkasa luar,” Evans, salah satu penulis utama penelitian tersebut, mengatakan kepada CNN yang dikutip Sabtu (19/4/202).
“Miso angkasa luar yang satu lebih gelap dan jelas lebih terguncang — yang masuk akal, karena telah menempuh perjalanan lebih jauh daripada kedua miso bumi. Sangat menyenangkan untuk mencium dan merasakan gigitan pertama.”
Dia menjelaskan beberapa fitur lingkungan di angkasa luar, khususnya gravitasi mikro dan peningkatan radiasi, dapat memengaruhi cara mikroba tumbuh dan bermetabolisme, dan pada gilirannya cara kerja fermentasi.
“Dengan menggabungkan mikrobiologi, kimia rasa, ilmu sensori, dan pertimbangan sosial dan budaya yang lebih luas, penelitian kami membuka arah baru untuk mengeksplorasi bagaimana kehidupan berubah saat berpindah ke lingkungan baru seperti angkasa luar,” kata Evans.
Ekspresi Kuliner Bisa Meningkatkan Kinerja Astronaut
Ilustrasi astronot (astronaut), ruang angkasa. (Photo by Niketh Vellanki on Unsplash)
Lebih jauh, Joshua Evans dari Technical University of Denmark mengatakan penelitian ini dapat “meningkatkan kesejahteraan dan kinerja astronaut,” dan “mengundang bentuk-bentuk baru ekspresi kuliner, memperluas dan mendiversifikasi representasi kuliner dan budaya dalam eksplorasi angkasa luar seiring dengan pertumbuhan bidang ini.”
Miso, pasta asin dari kacang fermentasi, menjadi dasar dari banyak sup, saus, dan bumbu perendam. Setiap daerah di Jepang memiliki resep khusus sendiri sehingga memiiki rasa yang berbeda.
Secara tradisional, miso terbuat dari kacang kedelai yang direndam, air, garam, dan koji (sejenis jamur), dan secara tradisional membutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk mengembangkan rasa umami yang khas, dengan rasa yang semakin kuat saat semakin lama difermentasi.
Banyak makanan fermentasi mengandung probiotik, mikroorganisme hidup yang, ketika dicerna dapat bekerja sama dengan bakteri baik yang ada dalam mikrobioma usus untuk membantu mengatur sistem pencernaan.
Penilaian Niilai Gizi Miso Angkasa Luar
Ilustrasi ruang angkasa. (Photo by NASA on Unsplash)
Namun Evans mengatakan analisis lebih lanjut masih diperlukan untuk menilai nilai gizinya, termasuk komposisi makromolekul dan senyawa bioaktif yang ada dalam miso angkasa luar.
Coblentz, yang juga merupakan salah satu penulis utama penelitian tersebut, mengatakan fermentasi miso di ISS menggarisbawahi “potensi kehidupan di angkasa luar” dengan menunjukkan bagaimana komunitas mikroba dapat berkembang biak.
Para ilmuwan sejatinya telah lama bereksperimen dengan menanam dan memanen hasil bumi segar di angkasa luar , termasuk berbagai jenis selada dan lobak. Pada tahun 2021, ISS bahkan menyelenggarakan pesta taco untuk merayakan panen cabai pertama di angkasa luar.
Satu perusahaan Jepang juga membuat minuman sake khusus yang difermentasi di angkasa luar. Asahi Shuzo, perusahaan di balik merek Dassai yang populer, telah membayar Japan Aerospace Exploration Agency (Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang) untuk mendapatkan akses ke modul eksperimen Kibo, bagian dari ISS, guna melakukan pengujian.
Perusahaan tersebut juga mengembangkan peralatan pembuatan minuman di angkasa luar, dengan tanggal peluncuran yang direncanakan pada akhir tahun 2025.
Sumber : Schoolhigh.id