Erdogan Pamer Steel Dome, Pertahanan Udara Baru Milik Turki Penyaing Iron Dome

Ankara – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu (28/8/2025) meresmikan sistem pertahanan udara terbaru INITOGEL negaranya yang diberi nama “Steel Dome”.

Ia menyebut langkah ini sebagai tonggak penting bagi Turki sekaligus lompatan besar bagi industri pertahanan nasional.

“Sistem ini adalah unjuk kekuatan bagi Turki. Dengan kehadiran Steel Dome, kita memasuki era baru dalam pertahanan udara untuk tanah air tercinta,” ujar Erdogan dalam acara peresmian di fasilitas kontraktor pertahanan Aselsan, Ankara.

Proyek Steel Dome pertama kali diumumkan pada Agustus tahun lalu. Sistem ini mengintegrasikan berbagai platform serta sensor pertahanan udara berbasis darat dan laut dalam satu jaringan terpadu untuk melindungi langit Turki.

Menurut Erdogan, tahap akhir proyek mencakup 47 unit kendaraan senilai total 460 juta dolar AS.

“Steel Dome akan menumbuhkan rasa percaya diri bagi sahabat kita, sekaligus menghadirkan ketakutan bagi musuh-musuh kita,” katanya.

Meski begitu, pemerintah belum mengumumkan kapan sistem ini akan beroperasi penuh, dikutip dari laman AP News, Jumat (29/8).

Presiden menegaskan, kemandirian dalam teknologi radar dan pertahanan udara sangat krusial bagi keberlangsungan negara.

“Tak ada bangsa yang bisa menghadapi tantangan keamanan masa kini tanpa mengembangkan sistemnya sendiri, apalagi di kawasan kita,” tegasnya.

Upaya Turki Kembangkan Pertahanan Udara

AS dan Turki Gelar Patroli Gabungan di Suriah

Pasukan AS berjalan melewati kendaraan militer Turki saat patroli gabungan di Desa al-Hashisha, Tal Abyad, Suriah, Minggu (8/9/2019). AS dan Turki patroli gabungan di Suriah timur laut untuk meredakan ketegangan Ankara dengan pasukan Kurdi yang didukung AS dalam memerangi ISIS. (DELIL SOULEIMAN/AFP)

Turki sebelumnya sudah berusaha memperkuat pertahanan udara dengan membeli sistem rudal S-400 dari Rusia pada 2019. Namun langkah tersebut membuat Ankara tersingkir dari program jet tempur siluman F-35 yang dipimpin Amerika Serikat—sebuah kemunduran besar dalam rencana modernisasi militer Turki.

Dorongan untuk memperkuat pertahanan udara semakin mendesak menyusul konflik di Suriah dan Ukraina, serta serangan Israel ke Iran yang menyoroti kerentanan kawasan.

Selain Steel Dome, Erdogan juga meresmikan pembangunan fasilitas produksi baru Aselsan yang dijadwalkan beroperasi pada 2026. “Dalam 50 tahun ke depan, Turki bukan hanya akan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, tetapi juga memimpin dunia dengan teknologinya,” ujarnya optimistis.

Investasi besar-besaran ini melanjutkan upaya panjang Turki mencapai kemandirian pertahanan sejak negeri itu dikenai embargo senjata oleh Amerika Serikat usai invasi ke Siprus pada 1974.

Sumber : Schoolhigh.id