Ekonomi Indonesia Butuh Rp1.950 T untuk Tumbuh 7%, Prabowo Targetkan 8%: Dari Mana Uangnya Akan Berasal?

Ekonomi Indonesia Butuh Rp1.950 T untuk Tumbuh 7%, Prabowo Targetkan 8%: Dari Mana Uangnya Akan Berasal?

Ekonomi Indonesia Butuh Rp1.950 T untuk Tumbuh 7%, Prabowo Targetkan 8%: Dari Mana Uangnya Akan Berasal?

Taruhan bola – Ekonomi Indonesia Butuh Rp1.950 T untuk Tumbuh 7%, Prabowo Targetkan 8%: Dari Mana Dana Itu Akan Berasal?
– Kebutuhan Dana untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sebesar 1%-2% Cukup Besar, Terutama untuk Memenuhi Target Ambisius Presiden Terpilih Prabowo Subianto Sebesar 8%.

Dana yang dibutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 1%-2% dari 5% yang stagnan sangatlah besar. Hal ini sangat penting untuk mencapai target ambisius Presiden terpilih Prabowo Subianto sebesar 8% dalam masa jabatannya selama lima tahun.
Ekonom senior dan mantan Menteri Keuangan Indonesia (2013-2014), Chatib Basri, menyatakan bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6%-7%, dibutuhkan investasi yang setara dengan 41%-47% dari PDB.

Artinya, jika PDB nominal saat ini sebesar Rp 19.500 triliun, maka tambahan investasi yang dibutuhkan berkisar antara Rp 780 triliun hingga Rp 1.950 triliun.

“Secara nominal, kalau PDB kita Rp 19.500 triliun, kita butuh tambahan investasi Rp 780 triliun untuk tumbuh 6%, atau Rp 1.950 triliun untuk tumbuh 7 %,” kata Chatib melalui akun Instagramnya akhir tahun lalu, seperti dikutip Selasa (23/7/2024).

Untuk memperoleh dana tersebut, Chatib menekankan pentingnya efisiensi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini dibebani oleh rasio output modal inkremental (incremental capital output ratio/ICOR) yang tinggi, yang berarti tambahan investasi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ekonomi 1% sangat besar. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di kisaran 5%.

Chatib menjelaskan bahwa ICOR Indonesia berada di angka 6,8. Ini berarti 1% pertumbuhan ekonomi membutuhkan tambahan rasio investasi terhadap PDB sebesar 6,8. Oleh karena itu, kebutuhan investasi relatif terhadap PDB harus meningkat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 1%.

Selain itu, pemerintah harus meningkatkan rasio tabungan domestik bruto terhadap PDB, yang selama ini berada di kisaran 37%. “Karena tabungan lebih kecil dari investasi, kita perlu meningkatkan tabungan. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan tabungan dan meningkatkan rasio pajak terhadap PDB, yang berarti meningkatkan pendapatan pajak melalui reformasi administrasi,” kata Chatib.

Lebih jauh lagi, hal ini merupakan hal yang krusial. ial untuk meningkatkan produktivitas dalam negeri untuk menurunkan ICOR yang masih tinggi. Peningkatan produktivitas ini dapat dicapai melalui efisiensi ekonomi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan tata kelola pemerintahan yang baik.

Langkah ketiga adalah meningkatkan arus masuk modal asing dalam bentuk investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI). Dengan demikian, iklim investasi Indonesia harus dijaga untuk menarik investor menanamkan modalnya di dalam negeri, menciptakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja dalam negeri.
Prabowo Subianto sependapat dengan Chatib.

Ia menyatakan bahwa untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, dari stagnasi sekitar 5% selama satu dekade terakhir, pemerintah harus melakukan efisiensi ekonomi, memastikan tata kelola birokrasi yang baik, dan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang masuk akal.
“Saya sangat optimis. Kekayaan kita sangat besar, potensi kita sangat besar, tapi kita harus lebih efisien, mengelola dengan baik, dan membuat kebijakan yang masuk akal,” kata Prabowo.

“Kita harus bertekad untuk mengurangi kebocoran, penyelewengan, dan kebijakan-kebijakan yang tidak menguntungkan kepentingan nasional dan d masyarakat,” tegasnya.

Temukan lebih banyak berita dan artikel di Google News