Proyeksi tantangan dan harapan bagi perekonomian Indonesia di tahun 2025
Liga335 daftar, situs judi bola, situs sbobet – Proyeksi tantangan dan harapan bagi perekonomian Indonesia di tahun 2025
Berita terkait: Pemerintah tegaskan komitmen untuk memperkuat sistem ketahanan pangan
Berita terkait: Diversifikasi pangan untuk ketahanan pangan nasional
Jakarta (ANTARA) – Tahun 2025 merupakan momen penting bagi Indonesia, karena bangsa ini harus bermanuver secara strategis untuk melewati tantangan ekonomi yang rumit dan peluang yang muncul di tengah dinamika global yang semakin kompleks. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Selatan (Sulsel) memproyeksikan fenomena La Nina akan terjadi hingga tahun 2025. Kepala BMKG Sulsel Ayi Sudrajat mengatakan bahwa kondisi tersebut akan menyebabkan peningkatan curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya, sehingga berpotensi menimbulkan banjir yang merusak lahan pertanian dan mengancam produksi pangan nasional, terutama beras.
Ketergantungan Indonesia terhadap impor pangan juga dapat menjadi ancaman besar lainnya bagi ketahanan pangan Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia tercatat mengimpor 3,48 juta ton beras per Oktober 2024.Negara-negara yang menjadi sumber impor beras Indonesia adalah Thailand, Vietnam, Myanmar, Pakistan, dan Kamboja.
Impor beras Indonesia pada tahun 2024 diproyeksikan mencapai 5,17 juta ton, yang berpotensi menjadi rekor impor beras terbesar di Indonesia. Di sisi lain, di daerah perkotaan, seperti Yogyakarta, transformasi digital telah membuka peluang besar bagi wirausahawan muda, namun tantangan infrastruktur teknologi masih menjadi penghalang. Studi yang dilakukan oleh Google dan Temasek mencatat bahwa dengan terhubung ke platform digital, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dapat meningkatkan pendapatan hingga 26 persen.
Potensi ekonomi digital Indonesia yang diproyeksikan mencapai US$146 miliar di tahun 2025 berisiko tidak optimal jika kesenjangan akses internet tidak segera diatasi.Dengan target investasi sebesar Rp466 triliun (sekitar USD29,29 miliar), di mana 80 persen di antaranya diharapkan berasal dari sektor swasta, proyek ini diharapkan dapat memacu pemerataan pembangunan. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat bahwa defisit APBN sebesar Rp309,2 triliun (sekitar USD19,43 miliar) pada Oktober 2024 memunculkan kekhawatiran mengenai prioritas alokasi sumber daya, sehingga proyek ambisius ini harus dikelola dengan transparansi yang tinggi untuk mengatasi kesenjangan akses internet.
Berbagai studi telah menunjukkan bahwa proyek infrastruktur yang dikelola dan direncanakan dengan baik dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Di sektor energi, Indonesia masih mengandalkan batu bara sebagai sumber utama pendapatan ekspor, mencapai USD45 miliar pada tahun 2022, namun ketergantungan ini bertentangan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060. Saat ini, sektor energi terbarukan di Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara tetangga di kawasan, dengan hanya 12 persen energi yang berasal dari sumber yang berkelanjutan.
Menurut data BPS, bauran energi terbarukan pada tahun 2022 tercatat sebesar 12,30 persen, sedangkan beberapa negara tetangga memiliki porsi energi terbarukan yang lebih tinggi dalam bauran energi mereka. Sebagai contoh, Vietnam memiliki kapasitas pembangkit listrik berbasis energi terbarukan sebesar 45.327 MW, menjadikannya yang terbesar di ASEAN.
Dengan strategi yang tepat, sumber-sumber seperti tenaga surya, angin, dan bioenergi dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus mendukung transisi menuju keberlanjutan. Di tengah kemajuan teknologi, tantangan di sektor ketenagakerjaan masih menjadi perhatian, tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 5,86 persen pada Agustus 2023. Laporan Lembaga Demografi Universitas Indonesia mengungkapkan bahwa pada tahun 2015, ketidaksesuaian pendidikan masih meluas: ketidaksesuaian vertikal, yang merepresentasikan kesenjangan antara tingkat gelar pendidikan dan pekerjaan yang sebenarnya, adalah 53,33 persen, sementara ketidaksesuaian horisontal, yang mengindikasikan perbedaan antara bidang studi dan pekerjaan, mencapai 60,52 persen.
Untuk mengatasi tantangan ini, reformasi dalam sistem pendidikan adalah kuncinya, dengan penekanan pada kurikulum berbasis keterampilan dan program pelatihan ulang bagi pekerja yang terkena dampak otomatisasi. Ketahanan pangan dapat diperkuat dengan teknologi pertanian modern seperti irigasi pintar dan drone untuk pemantauan, diversifikasi pangan lokal, seperti penggunaan sagu, sorgum, dan singkong, juga dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor, dan di sektor digital, pemerintah dan sektor swasta perlu bersinergi dalam berinvestasi di bidang infrastruktur teknologi, terutama untuk daerah pedesaan yang masih minim akses internet.Pelatihan digital untuk UMKM juga harus ditingkatkan untuk membuka kesempatan yang lebih luas bagi usaha kecil.
Dalam mengelola proyek-proyek strategis, seperti proyek ibu kota baru, pendekatan kemitraan pemerintah dan swasta dapat menjadi solusi untuk mengurangi beban fiskal pemerintah sekaligus memastikan Di sektor energi, memajukan pergeseran ke arah energi terbarukan menuntut insentif pajak yang strategis untuk proyek-proyek energi hijau dan reformasi struktur subsidi bahan bakar fosil yang ada, langkah ini harus dilakukan dengan investasi besar pada teknologi bersih seperti panel surya dan tenaga angin, reformasi pendidikan juga menjadi prioritas untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di era digital. Kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri serta program reskilling dan upskilling sangat penting untuk memastikan tenaga kerja Indonesia tetap kompetitif. Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menata ulang strategi ekonominya.
Kebijakan yang adaptif, inklusif, dan berorientasi pada masa depan menjadi kunci untuk menjawab tantangan global yang semakin hari semakin kompleks. Tantangan hari ini merupakan batu loncatan menuju masa depan yang lebih cerah, di mana setiap warga negara Indonesia dapat merasakan manfaat dari pembangunan ekonomi yang dikelola secara bijak.