Wall Street Perkasa, Indeks Nasdaq Sentuh Rekor Berkat Saham Apple

Jakarta – Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat, 8 Agustus 2025. Wall street melesat INITOGEL didorong sektor teknologi.

Mengutip CNBC, Sabtu (9/10/2025), indeks Nasdaq melonjak 0,98%, mencapai rekor di posisi 21.450,02. Indeks yang didominasi saham teknologi ini mencapai rekor tertinggi intraday baru pada awal hari.

Indeks S&P 500 menguat 0,78% dan ditutup ke posisi 6.389,45, sedikit di bawah rekor penutupan. Indeks Dow Jones bertambah 206,97 poin atau 0,47% ke posisi 44.175,61.

Rata-rata saham utama membukukan kinerja yang positif. Indeks Dow Jones yang terdiri dari 30 saham melonjak sekitar 1,4%. Indeks S&P 500 bertambah 2,4%. Indeks Nasdaq melesat 3,9% dalam sepekan.

Saham Apple mengangkat sektor teknologi di S&P 500 dan Nasdaq. Saham produsen iPhone ini melonjak 13% pekan ini setelah mengumumkan rencana untuk menghabiskan sekitar USD 600 miliar atau Rp 9.751 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.252) selama empat tahun di AS dalam upaya memenangkan hati Presiden AS Donald Trump. Saham Apple mencatta kinerja mingguan terbaik sejak Juli 2020.

Lonjakan terbaru Apple semakin intensif ketika Trump mengumumkan awal pekan ini akan mengenakan tarif 100% pada semikonduktor dan chip impor dengan pengecualian bagi perusahaan yang membangun di Amerika Serikat. Saham Apple kembali naik 4,2% pada Jumat pekan ini.

Kebijakan Perdagangan Trump

Investor tidak hanya tampak menafsirkan tarif semikonduktor sebagai sesuatu yang lebih ringan dari yang diantisipasi, mereka juga tampaknya mengabaikan tarif timbal balik Trump yang mulai berlaku pada Kamis pekan ini. Beberapa tarif terberat termasuk 41% untuk Suriah dan 40% untuk Laos dan Myanmar.

Dinamika yang Rumit

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi

Steven Kaplan (tengah) saat bekerja dengan sesama pialang di New York Stock Exchange, Amerika Serikat. (AP Photo/Richard Drew)

Trump memperingatkan pengadilan AS pada Jumat agar tidak membatalkan kebijakan tarifnya, menulis dalam sebuah unggahan di Truth Social jika pengadilan melakukan itu, “Ini akan terulang kembali seperti tahun 1929, DEPRESI BESAR.”

Ia juga mengatakan bea masuk tersebut telah memberikan “dampak positif yang sangat besar” pada pasar. Saham anjlok setelah pengumuman tarif Trump yang luas pada April, dengan S&P 500 jatuh ke wilayah koreksi setelah mengalami kerugian satu hari terbesar sejak 2020.

“Reaksi pasar terhadap pengumuman 2 April menunjukkan bagaimana perasaan pasar terhadap tarif,” kata Baird Investment Strategist, Ross Mayfield.

Ia menuturkan, investor sebagian besar mengantisipasi pemerintah tidak menindaklanjuti rencana tarif yang sangat agresif.

“Jika pasar mengantisipasi hal itu tetapi tidak bereaksi karena mereka menunggu kapitulasi, pemerintah mungkin menganggap pasar sedang menegakkan kebijakan alih-alih mengantisipasi perubahan, jadi ini adalah dinamika yang agak rumit,” lanjutnya.

Penutupan Wall Street pada 7 Agustus 2025

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Kamis, 7 Agustus 2025 waktu setempat. Pergerakan wall street beragam setelah tarif besar-besaran terhadap Presiden AS Donald Trump menghantam puluhan mitra dagang Amerika Serikat.

Sementara itu, Trump juga memberikan pratinjau tarif chip yang akan datang menunjukkan pengecualiaan yang dapat menguntungkan perusahaan-perusahaan raksasa teknologi.

Mengutip CNBC, Jumat (8/8/2025), indeks Dow Jones melemah 0,51% ke posisi 43.968,64. Indeks S&P 500 susut 0,08% ke posisi 6.340 dan indeks Nasdaq naik 0,35% ke posisi 21.242,70. Indeks Nasdaq pun menyentuh rekor baru.

Adapun saham memangkas koreksi setelah Presiden Trump mencalonkan Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Stephen Miran untuk menjabat di Dewan Gubernur Federal Reserve hingga 31 Januari 2026, menyusul pengunduran diri Adriana Kugler. Demikian mengutip Yahoo Finance.

Sementara itu, batas waktu Trump untuk kesepakatan perdagangan jatuh pada pukul 12:01 ET pada Kamis pekan ini waktu setempat. Impor dari hampir 200 negara kini dikenakan bea masuk berkisar antara 10%-50%, dan rata-rata tarif efektif keseluruhan diprediksi melonjak menjadi 18,6%, menurut Yale Budget Lab, tertinggi sejak 1933.

Di sisi lain, saham Apple melonjak pada perdagangan Kamis pekan ini setelah Trump dan CEO Tim Cook mengumumkan akan berinvestasi sebesar USD 100 miliar atau Rp 1.629,98 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.299) di AS. Sebagai bagian dari kesepakatan itu, Apple akan memproduksi kaca pelindung untuk iPhone dan Apple Watch di Kentucky.

Sumber : Schoolhigh.id