Saudara-saudara Fransiskan bergabung dalam operasi penyelamatan di Indonesia yang dilanda banjir

Saudara-saudara Fransiskan bergabung dalam operasi penyelamatan di Indonesia yang dilanda banjir

Saudara-saudara Fransiskan bergabung dalam operasi penyelamatan di Indonesia yang dilanda banjir

Liga335 daftar – Operasi pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung di Indonesia, Sri Lanka dan Thailand setelah bencana banjir dan tanah longsor pekan lalu. Di Indonesia, komunitas Fransiskan telah memobilisasi diri untuk membantu tim penyelamat dan menyediakan tempat tinggal bagi mereka yang paling rentan.
Oleh
Baca juga 03/12/2025 Sri Lanka: Komunitas Kristen lokal menawarkan bantuan kepada korban Topan Ditwah Ketika banjir dan tanah longsor terus menghancurkan Asia Tenggara, paroki dan organisasi Katolik dan Kristen melangkah maju untuk menawarkan dukungan dan bersama-sama meringankan penderitaan .

Di Indonesia sendiri, sedikitnya 800 orang tewas dan lebih dari 550 orang masih hilang setelah badai tropis menyebabkan banjir dan tanah longsor di provinsi Sumatra Barat, Sumatra Utara dan Aceh.
Jumlah korban tewas diperkirakan akan terus bertambah karena tim penyelamat masih berjuang untuk mencapai desa-desa terpencil. Setidaknya satu juta orang lainnya mengungsi.

Berbicara kepada Kantor Berita Fides, Pemimpin Provinsial Saudara Kapusin di Sibolga, Sumatera Utara, mengatakan bahwa seluruh desa di sana telah terseret arus.
“Banyak orang kehilangan tempat tinggal”, kata saudara Yoseph Norbert Sinaga, “Tim penyelamat sedang berusaha menjangkau mereka yang kehilangan tempat tinggal”, tetapi beberapa daerah masih terisolasi.
Saudara kapusin di Sibolga mengerahkan semua sumber daya yang ada setelah Topan Tropis Senyar membawa hujan lebat, banjir dan tanah longsor di Indonesia dan sekitarnya.

Mereka mengevakuasi orang, memberi bantuan, dan mendampingi mereka yang mengungsi di seluruh wilayah keuskupan.
Sekarang, kata Friar Sinaga, “Kami menderita karena kekurangan air dan listrik, tetapi di atas semua itu, kekurangan air minum adalah masalah serius.
Persaudaraan Fransiskan didirikan di daerah itu lebih dari 100 tahun yang lalu.

Sekarang ini, ada sekitar 65 saudara yang sudah berkaul dan lebih dari 30 novis yang memberi kesaksian di daerah yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Dalam krisis saat ini, mereka telah membuka pintu biara dan menampung lebih dari 200 pengungsi yang rentan di Novisiat. Mereka juga telah meluncurkan seruan untuk s olidaritas kepada semua komunitas fransiskan di Indonesia yang menanggapi dengan belas kasih dan cepat.

“Sekarang saudara-saudari kita membutuhkan bantuan segera, kata Friar Sinaga, nanti kita juga akan mencoba membantu membangun kembali rumah mereka.

Dengarkan laporan kami